Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018
UDARA YANG HILANG             Aku di sini, menunggumu dalam sepi, bersama riakan air yang kuat, dan tiupan angin yang lemah, aku di sini, dalam angan, untuk berjumpa denganmu memang sulit. Bergantung pada langkah kaki ke mana aku harus singgah. Di sini saat aku menunggumu.             Bukannya berkata, aku cukup lelah, bukannya berkata, kau egois. Tak ada jejak kakimu di sini, di sana, di manapun, aku mencari, tapi aku diam. Di mana jiwa dan ragamu sekarang?             Aku diam, diam, diam dan akhirnya aku beranjak, mencoba menghapus bayangan denganmu, memusnahkan segala angan bersamamu, membakar hingga hangus rasa rindu. Katamu kau takan pergi bahkan hilang, tapi, itulah janji manis pria labil, kalau tak mau katakan saja jangan pergi.             Kau udara yang selalu ada, tapi kau sekarang hilang, biarpun aku tak mati saat tahu kau hilang dan pergi. Tapi hati tak imbang, aku butuh kau. Tak ada gunalah aku merindukanmu, kau memang udara yang benar-benar hampa, membawa pergi apa yang