SANG UDARA: DIA SEMPAT KEMBALI
Dua tahun setelah akhirnya aku lalui dengan penuh lika-liku remajaku. Ku selesaikan apa yang akhirnya menjadi belenggu, ku gariskan apa yang akhirnya menjadi titik temu, dan ku simpan apa yang akhirnya menjadi sebuah tanya. Jika kau mengerti saat itu, aku berada pada dusta yang bahkan orang percaya. Tak bisa ku tutupi lagi bahwa akhirnya ikhlasku kemarin hanyalah belaka. Di hari saat aku memperingati kelahiranku yang akhirnya beranjak 17, deringmu menjadi alarm yang bahkan tak pernah ku atur. Katamu saat itu dalam sebuah pesan singkat “Hai selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan sehat selalu. Jika pesan ini sampai padamu, tolong balas.” Hanya ucapan klise, sebuah basa-basi, dan hari itu aku seperti menemukan lagi napas yang tercekat. Aku yang saat itu menjelma bagaikan kupu-kupu tak bergairah akhirnya kembali mengepakkan sayapnya. Tak ada lagi dusta yang ku sembunyikan. Aku senang, teramat senang. Pesan singkat darimu bisa-bisanya mematahkan gembok besi yang ku kunci.