Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Tiranimu Takkan Ku Bawa Lari

 Tak apa kau mengikat tangku agar aku tak dapat menciptakan mauku, tak apa kau membungkam mulutku agar aku tidak melawan padamu, tapi terima kasih sudah membiarkan kakiku berlari. Setidaknya aku masih bisa melangkah kemana ku mau. Bagaimanapun kau mengurungku, semesta selalu membiarkan setiap langkah ini berlari. Biarkan hanya kakiku yang kau bolehkan bicara, biarkan hanya kakiku yang kau bolehkan bergerak. Aku tidak bisa melawan dengan kakiku, aku hanya punya separuh ragaku. Membebaskannya berkelana sudah cukup bagiku. Aku tidak melawan, aku hanya ingin berlari mengejar angin, menyapa mentari dan mendaki bintang. Sudahkah cukup untuk mulutku diam dan tanganku kelu? Jangan juga kau curi langkahku. Aku hanya bisa berjalan. Bandung, Masih berdasarkan foto dimana aku sebagai perannya dan kawanku fotografernya   26 December 2024

Belenggu Hitam Menyeruak Pahit

 Apa yang kau istimewakan ketika terlahir sebagai perempuan? Rupawan? Jelita? Berlian? Atau malah sebaliknya? Tiada yang istimewa karena lahirmu ialah belenggu hidupmu, menikam paradigmamu, memangsa setiap helaian bajumu. Kamu katanya tiada bisa, tiada kuat, dan kamu adalah lemahnya semesta. Lahirmu tak semulus kulitmu, tanganmu tak sekuat tulangmu, bahkan ucapanmu hanyalah angin dingin yang mengurung mereka di dalam selimut. Sialan keindahan yang tercipta! Ia hanya semata buaian nafsu yang terus menjerat, mendorongmu dalam jurang kegelapan.  Persetan dengan tirakat! Yan dimau hanyalah keganasan bercumbu, beradu rayu dan bersorak resah. Kamu, perempuan, wanita, dan gadis. Nona manis lebih dari madu, jangankan hidupmu, nafasmu, dan nyawamu. Kedipan matamu adalah istimewanya semesta. Tak peduli sudah sekasar apa kulitmu, cahaya Dunia ada padamu. Rusuk Adam yang bernyawa ialah dewi surga. Ibu bagi nyanyian alam, peluk bagi dinginnya langit dan penyejuk bagi panasnya tanah. Kamu a...

SANG UDARA: DIA SEMPAT KEMBALI

Dua tahun setelah akhirnya aku lalui dengan penuh lika-liku remajaku. Ku selesaikan apa yang akhirnya menjadi belenggu, ku gariskan apa yang akhirnya menjadi titik temu, dan ku simpan apa yang akhirnya menjadi sebuah tanya. Jika kau mengerti saat itu, aku berada pada dusta yang bahkan orang percaya. Tak bisa ku tutupi lagi bahwa akhirnya ikhlasku kemarin hanyalah belaka. Di hari saat aku memperingati kelahiranku yang akhirnya beranjak 17, deringmu menjadi alarm yang bahkan tak pernah ku atur. Katamu saat itu dalam sebuah pesan singkat “Hai selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan sehat selalu. Jika pesan ini sampai padamu, tolong balas.” Hanya ucapan klise, sebuah basa-basi, dan hari itu aku seperti menemukan lagi napas yang tercekat.             Aku yang saat itu menjelma bagaikan kupu-kupu tak bergairah akhirnya kembali mengepakkan sayapnya. Tak ada lagi dusta yang ku sembunyikan. Aku senang, teramat senang. Pesan singkat dari...

INTERAKSI SANG LAUT: PERTEMUAN PERTAMA

INTERAKSI SANG LAUT: PERTEMUAN PERTAMA PART 1     Jika ada seseorang yang langkahnya terhenti karena memandangi mu, itu aku.   Hari dimulai   Tidak. Bukan itu maksudnya. Alkisah suatu pagi yang dingin ya tidak begitu dingin, langitnya sedikit kelabu hingga dapat diasumsikan pasti akan turun hujan. Begitu ia melangkah dengan tarikan nafasnya yang memburu. Memasuki gerbang yang akan menjadi kisahnya. Ia cemas dan khawatir akan apa yang akan dihadapinya. Seseorang itu adalah diriku,  ya saat itu aku cemas melebihi apapun. Asing semuanya asing. Berharap ada seseorang yang memanggil namaku lalu melambaikan tangan dan memecahkan keributan dalam batinku. Gerbang itu dikatakan neraka atau surgapun tidak. Karena aku tak pernah tahu, tapi langkah akhirnya terus menuntun ku hingga sampai pada ujungnya.     Petaka pemula      Sebuah petaka yang tak pernah ku duga, tak ada dalam skenario yang ku buat, bahkan tak pernah ku bayangkan. Rasanya aku menga...