Belenggu Hitam Menyeruak Pahit

 Apa yang kau istimewakan ketika terlahir sebagai perempuan? Rupawan? Jelita? Berlian? Atau malah sebaliknya? Tiada yang istimewa karena lahirmu ialah belenggu hidupmu, menikam paradigmamu, memangsa setiap helaian bajumu. Kamu katanya tiada bisa, tiada kuat, dan kamu adalah lemahnya semesta. Lahirmu tak semulus kulitmu, tanganmu tak sekuat tulangmu, bahkan ucapanmu hanyalah angin dingin yang mengurung mereka di dalam selimut. Sialan keindahan yang tercipta! Ia hanya semata buaian nafsu yang terus menjerat, mendorongmu dalam jurang kegelapan.  Persetan dengan tirakat! Yan dimau hanyalah keganasan bercumbu, beradu rayu dan bersorak resah.

Kamu, perempuan, wanita, dan gadis. Nona manis lebih dari madu, jangankan hidupmu, nafasmu, dan nyawamu. Kedipan matamu adalah istimewanya semesta. Tak peduli sudah sekasar apa kulitmu, cahaya Dunia ada padamu. Rusuk Adam yang bernyawa ialah dewi surga. Ibu bagi nyanyian alam, peluk bagi dinginnya langit dan penyejuk bagi panasnya tanah. Kamu adalah harga yang paling mahal, adalah harta yang takkan habis. Kamu perempuan dan kamu istimewa.


Bandung, 

berdasarkan sebuah foto dimana aku sebagai perannya dan kawanku fotografernya

26 December 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTERAKSI SANG LAUT: PERTEMUAN PERTAMA

SANG UDARA: DIA SEMPAT KEMBALI