INTERAKSI SANG LAUT: PERTEMUAN PERTAMA


INTERAKSI SANG LAUT:

PERTEMUAN PERTAMA

PART 1

   Jika ada seseorang yang langkahnya terhenti karena memandangi mu, itu aku.

  Hari dimulai

  Tidak. Bukan itu maksudnya. Alkisah suatu pagi yang dingin ya tidak begitu dingin, langitnya sedikit kelabu hingga dapat diasumsikan pasti akan turun hujan. Begitu ia melangkah dengan tarikan nafasnya yang memburu. Memasuki gerbang yang akan menjadi kisahnya. Ia cemas dan khawatir akan apa yang akan dihadapinya. Seseorang itu adalah diriku,  ya saat itu aku cemas melebihi apapun. Asing semuanya asing. Berharap ada seseorang yang memanggil namaku lalu melambaikan tangan dan memecahkan keributan dalam batinku. Gerbang itu dikatakan neraka atau surgapun tidak. Karena aku tak pernah tahu, tapi langkah akhirnya terus menuntun ku hingga sampai pada ujungnya.

   Petaka pemula 

   Sebuah petaka yang tak pernah ku duga, tak ada dalam skenario yang ku buat, bahkan tak pernah ku bayangkan. Rasanya aku mengadu pada Tuhan untuk diperlihatkan apa saja jadinya saat aku harus menghadapi petaka itu. Ku pandangi setiap kedip mata yang menyerang ku. Aku siap menghadapi gempuran apapun asal satu, tak ada yang menyadari keberadaan ku setelahnya. Mohon ku terus bergejolak untuk disudahi saja petaka ini. Lagi-lagi jantungku terus berdebar, pikirku terus berkelana menjelajahi solusi apa yang dapat ku gunakan. Namun, nyatanya aku hanya harus terus berjalan mengikuti setiap petunjuk yang ada. 

   Sepasang mata bola

   Langkahku beranjak lagi, meski aku tak tahu apa lagi yang harus ku lakukan. Akhirnya aku mengharapkan instingku berjalan diantara kerumunan dan memecahnya sembari menganggap bahwa aku tak terlihat. Hingga pandangan ku tertuju pada sepasang mata yang seolah melabuhkan pandang padaku. Tak sengaja pada akhirnya kita beradu tuju. Ku kira bukan apa-apa dan takkan terjadi apa-apa, ku lanjutkan setiap langkah ku yang beradu dengan berisiknya pikirku ditambah senandung sendu gundah gulana hatiku. Debat jantungku telah meredup tak lagi riuh berdendang. Percaya pada kekuatan diri bahwa takkan lagi terjadi apapun yang mengenaskan.

   Pertemuan lagi

   Aku tidak menyangka bahwa akhirnya harus bertemu denganmu lagi, bahkan untuk waktu yang ditentukan. Sudah kuduga sebelumnya. Namun bebal saja pikirku untuk menolak. Sepasang mata itu kembali satu tuju dengan tanpa penuh tanya lagi. Seperti lebih leluasa dan ia bersorak gembira. Aku tak mengira bahwa jalanku sangat berliku dan bertikung hingga pada ujungnya tatapan itu yang menghantuiku dengan tanya. Bukankah tadi ia telah bersorak? Tidak itu bukan aku melainkan mata lain itu. Sementara aku masih terus berasumsi liar dan terus memvalidasi yang telah terjadi, meski sebenarnya aku pun masih tak mengerti akan jalan apa yang sedang ku hadapi.

   Hujan sore hari

   Waktu yang berlalu dengan mendung dan terik yang beradu akhirnya sirna dengan basahnya awan yang merintikkan hujan. Seolah membenarkan pikir ku pagi tadi. Jangan ditanya aku harus apa? Aku hanya bisa diam dan mencoba membaurkan diri pada nestapa yang akan terjadi. Belum selesai hari yang kujalani tetapi ia terus mengajak berlari menyusuri seri-seri yang ada di sana. Aku tidak salah melangkah dan aku tidak salah mengambil keputusan. Hujan di sore hari seperti menyiratkan dan meminta ku untuk tetap dan merasakan kembali suasana asing yang akan setiap hari ku hadapi.

   Tak ada nestapa 

   Sudah berkali-kali bahwa waktu dan suasana berkata padaku tak ada yang perlu disesali, tak ada yabv perlu dikhawatirkan, dan tak ada yang perlu dihindari. Ya, akhirnya aku bisa menghadapi riuh ruai, gundah gulana, panas dingin, dan segala yang telah membersamai. Aku berdiri dengan percaya diri dan berjanji esok akan terus ku hadapi dan terus ku hadapi hingga jauh hari berlari.

Jalan itu, ruangan itu, dan segenap manusia menjadi saksi atas terciptanya sebuah permulaan aku berdiri lagi. Juga, bertemu dengan mu menjadi bonus yang ku syukuri. Tolong jangan pernah pergi.


Bandung, ku tulis saat aku rindu kamu.

17 April 2024

Sebuah siratan akan kenangan itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKU DAN DIRIKU